Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Belajar Bersama

Belajar Bersama

Sabtu, 02 Juli 2016

Bertemunya Sunan Giri Dengan Sunan Ampel

Sunan Giri Bagian Kedua


Lanjutan dari kisah sunan giri  kemarin sob.. yaitu tentang  bertemunya Sunan Giri  atau Jaka Samudra dengan Sunan Ampel..

Setelah Sunan Giri ditemukan dan dianggap anak sendiri oleh Nyai Ageng Pinatih.Dengan kasih sayang Nyai Ageng Pinatih membesarkan Jaka Samudra atau nama lain dari Sunan Giri sewaktu kecil, Setelah Jaka Samudra berumur sebelas tahun barulah Jaka Samudra belajar ilmu pengetauhan di pesantren milik Sunan Ampel.

Suatu ketika Sebagaimana biasanya tiap malam Sunan Ampel melakukan sholat tahajud kepada ALLAH SWT, ketika beliau hendak mengambil air wudhu, tiba-tiba saja ada keinginan menjenguk para santri yang sedang tidur, setelah membuka pintu salah satu bilik sekelompok santrinya, beliau terkejut melihat seberkas sinar yang memancar dari wajah salah seorang santrinya. Saat itu keadan bilik gelap , tentu Sunan Ampel tidak melihat jelas wajah-wajah santrinya.

“Siapa gerangan seorang santriku yang bersinar ini ..?? tanya Sunan Ampel dalam hati. Kemudian beliau memberi tanda ikat pada kain sarung santrinya yang bersinar itu.Pagi harinya selepas sholat subuh, Sunan Ampel mengumpulkan para santri dan bertanya “Siapakah diantara kalian sewaktu bangun tidur merasa ada ikatan pada kain sarung..??.

Mendengar pertanyaan itu para santri hanya saling memandang, semuanya pada takut karena mereka berfikir bahwa yang diberi tanda adalah santri yang melakukan pelanggaran dan siap diberi hukuman oleh Sunan Ampel. Dalam keadan hening tiba-tiba terdengar suara jawaban seorang santri “Saya Kanjeng Sunan” katanya sambil mengangkat tangan kanannya, semua santri menoleh kepadanya ternyata santri tersebut adalah Jaka Samudra. Ampun Kanjeng Sunan kiranya ada apakah pada diri saya..?? sambung Jaka Samudra.

Setelah tahu bahwa yang mengaku itu Jaka Samudra maka Sunan Ampel mengerti bahwa Jaka Samudra bukan anak sembarangan pasti kelak memiliki derajad yang mulia. Dengan Senyum yang arif, Sunan Ampel berkata : tidak..,padamu tidak ada apa-apa dan tidak bersalah. Jawaban Sunan Ampel semakin membuat para santri menjadi penasaran . 

Pada suatu  ketika Jaka Samudra dipanggil untuk menghadap Sunan Ampel. Dan Sunan Ampel Menanyakan sesuatu ,”Jaka Samudra..Saya ingin bertanya kepadamu..” Kata Sunan Ampel. Apakah engkau benar anak kandung Nyai Ageng Pinatih ataukah bagaimana ..?

Jaka  Samudra menjawab dengan sopan : Ampun Kanjeng Sunan..Setau saya, benarlah saya anak kandung Nyai Ageng Pinatih. Karena demikian juga orang mengatakan. “Kalau begitu baiklah sekarang kembalilah kepada teman-temanmu” Ujar Sunan Ampel ,kemudian Jaka Samudra pun kembali ke pondoknya.
Pada Suatu hari ketika Nyai Ageng Pinatih datang ke Ampel untuk menjenguk Jaka Samudra, Maka kepadanya oleh Sunan Ampel ditanyakan tentang Jaka Samudra yang sebenarnya.

Dengan jujur Nyai Ageng Pinatih menceritakannya, bahwa sesungguhnya Jaka Samudra bukanklah anak kandungnya, melainkan sejak Jaka Samudra yang kira-kira baru berumur empat puluh hari ditemukan di tengah laut selat bali. Adapun peti tempat Jaka Samudra dibuang masih disimpan dengan baik oleh Nyai Ageng Pinatih.

Atas pengakuan Nyai Ageng Pinatih, Sunan Ampel teringat kembali cerita Syaikh Maulana Ishaq dan beliau berkeyakinan bahwa sebenarnya Jaka Samudra adalah anak pamannya walaupun demikian Sunan Ampel tidak buru-buru menceritakan hal ini pada Nyai Ageng Pinatih, hanya beliau berjanji akan berkunjung ke Gresik ingin tahu tempat Jaka Samudra dibuang itu.

Tak seberapa hari kemudian Sunan Ampel datang ke Gresik, setelah melihat peti tersebut, Sunan Ampel membenarkan bahwa Jaka Samudra memang putra Syaikh Maulana Ishaq. Hal itu oleh Sunan Ampel dapat dibaca dari ciri-ciri dan tanda khusus pada peti itu menunjukkan asal dari kalangan istana Blambangan.

Maka itulah dikatakan kepada Nyai Ageng Pinatih, bahwa sesungguhnya beliau mempunyai seorang paman yang namanya Syaikh Maulana Ishaq yang pernah berdakwah ke Blambangan. Bahkan beliau sampai di nikahkan dengan putri Raja Blambangan. Karena ada suatu ketidakberesan yang mengancam jiwanya, terpaksa beliau meninggalkan istrinya yang sedang hamil tujuh bulan.

Beliau juga sempat mendengar atas pembuangan anaknya itu dari awak kapal yang singgah di Blambangan. Maka itulah beliau sebelum meneruskan perjalanan ke Pasi singgah dulu ke Ampeldelta dan berpesan kepada Sunan Ampel, bila sewaktu-waktu menemukan anaknya agar diberi nama Raden Paku.

Nyai Ageng Pinatih yang mendengar cerita Sunan Ampel itu dalam hatinya merasa bangga, karena dia telah mendapatkan anak dari keturunan orang shalih dan juga keturunan raja.

Kemudian ia berkata : Kalau memang Demikian adanya. Sebaiknya Jaka Samudra kita ganti nama Raden Paku saja, sesuai dengan kehendak orang tuanya. “sejak itulah Jaka Samudra dipanggil dengan sebutan Raden Paku.

Oke gaes Next cerita masih seputar Sunan Giri, berjudul Bertemunya Sunan Giri dengan sang ayah,,see you 

0 komentar: